ingin di cintai dan di sayangi wanita klik aja di bawa ini

Sabtu, 26 November 2011

Kisah Cinta Putri dan Pangeran di Pulau Kemaro

By : Ariansyah




Kisah Cinta Putri dan Pangeran di Pulau Kemaro
DI delta Sungai Musi ada sebuah pulau bernama Kemaro. Nama pulau ini diberikan oleh penduduk setempat karena delta ini selalu kering dan tidak pernah banjir, bahkan selama pasang tinggi. Kini, lokasi ini menjadi salah satu tujuan wisata.

Pulau kemarau adalah tempat yang sangat istimewa bagi etnis China lokal. Di pulau ini, Anda bisa melihat pagoda dan kuil-kuil. Keberadaan bangunan ini berkaitan erat dengan sebuah legenda yang mengatakan bahwa delta muncul sebagai bukti cinta Putri Siti Fatimah (putri Raja Sriwijaya) kepada calon suaminya. Sekilas, kisahnya mirip dengan Romeo & Juliet, atau Sampek Eng Tay.

Pulau Kemaro terletak di Palembang, Sumatra Selatan. Untuk pergi ke Palembang, Anda dapat melakukan penerbangan ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II yang terletak di Tanjung Api-Api. Jarak antara Bandara dan Sungai Musi sekitar 6 kilometer. Untuk menuju ke sini Anda dapat naik taksi atau menyewa mobil dari bandara.

Di pusat kota, ada sembilan sarana transportasi publik termasuk tujuh bus kota dari berbagai tujuan yang dapat membawa Anda ke Ampera dengan biaya hanya Rp1.500 sampai Rp5.000.

Dari Sungai Musi, Anda dapat mengambil perahu atau menyewa speed boat yang dalam bahasa lokal disebut ketek. Perjalan ini akan memakan waktu sekitar 30 menit dari Jembatan Ampera dengan biaya sebesar Rp50.000 รข€“ Rp70.000.

Etnis China lokal percaya bahwa nenek moyang mereka, Tan Bun An, tinggal di pulau ini. Akibatnya, daerah ini selalu ramai selama Tahun Baru China. Pada tahun 2006, pagoda dibangun sebagai tempat ibadah dan lokasi untuk kegiatan lain.

Kisah mengenai pulau ini dimulai pada akhir abad ke-14 ketika seorang pangeran dari China, Tan Bu An, datang ke Palembang untuk belajar namun jatuh cinta kepada Siti Fatimah. Sebagai sarat untuk lamaran Tan Bu An harus memberikan hadiah.

Singkat kata, hadiah yang diinginkan Tan Bu An ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan, alhasil Tan Bu An membuang semua hadiah yang dikrimkan ayahnya ke sungai.

Tan Bu An tidak menyangka bahwa hadiah yang dia inginkan ternyata ada dalam kiriman tersebut. Karena merasa malu akan kesalahannya, ia kemudian terjun ke sungai untuk mengumpulkan apa yang telah dibuangnya namun Tan Bu An tenggelam dan tidak pernah kembali.

Ketika mendengar tentang tragedi itu, Siti Fatimah berlari ke sungai mencoba mengikuti kekasihnya. Sebelum itu, ia meninggalkan pesan, ''Jika Anda melihat pohon tumbuh di sebidang tanah di mana aku tenggelam, ini akan menjadi pohon cinta kami.''

Sang putri kemudian tenggelam dan sepotong tanah muncul di permukaan sungai. Masyarakat setempat percaya bahwa ini adalah makam pasangan itu.

Sepenggal kisah ini mungkin akan membuat Anda tertarik untuk datang dan menikmati pemandangan alam serta bangunan-bangunan bergaya China yang ada di sana.

Galeri Foto :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar